Pages

Minggu, 21 Juni 2015

Syarat-syarat Pengendapan Gravimetri



1.      Kesempurnaan Pengendapan
a.       Yang dimaksud adalah apakah semua NaCl yang terlarut telah diubah menjadi endapan. Bila belum, maka berat AgCl kurang dari semestinya dan banyaknya NaCl menurut hitungan hasil analisa juga menjadi kurang dari sebenarnya(terjadi kesalahan negatif). Jadi pada pembuatan endapan Sifat endapan itu sendiri, yang dapat dilihat dari Ksp nya. Dalam hal endapan klorida, PbCl2 lebih mudah larut daripada AgCl (coba hitunglah dari Ksp masing-masing), makan NaCl lebih baik diendapkan sebagai AgCl, tidak sebagai PbCl2 atau lebih baik lagi bila dapat diendapkan sebagai garam klorida lain yang mempunyai kelarutan lebih kecil lagi daripada AgCl.
b.      Pemberian ion pengendap yang berlebih: dalam contoh NaCl diatas diberikan Ag+ melebihi yang diperlukan untuk mengendapkan semua Cl-. Berdasarkan teori pergeseran kesetimbangan mudah kita pahami, bahwa Cl- yang tidak terendapkan makin berkurang. Jadi pengendapkan NaCl semakin sempurna.
Ag+ +Cl-       AgCl
Pada umumnya, pada suhu tinggi pengendapan lebih besar daripada suhu rendah. Bila perbedaan kelarutan pada kedua suhu itu besar, maka sewaktu mengendapkan suhu larutan dibuat rendah. Contohnya ialah analisa Mg2+ harus diusahakan kesempurnaan pengendapan ini, dengan kata lain larutan endapan dibuat sekecil mungkin. Hal ini dicapa dengan mengatur faktor-faktor kelarutan zat ( dalam hal ini elektrolit). Diantaranya :
c.       yang secara gravimetri diendapkan menjadi MgNH4PO4 dalam air es. Tetapi banyak endapan yang pada suhu tinggi hanya sedikit berbeda kelarutannya daripada temperatur rendah, misalnya Fe(OH)3, atau BaSO4, jadi tidak perlu diendapkan dengan air es malah sebaiknya diendapkan dalam alrutan mendidih. Sebab reaksi berlangsung lebih cepat dan pemurnian endapan lebih baik.
d.      Ada kalanya kepolaran larutan diubah (dikurangi) dengan menambahkan misalnya alkohol, maka endapan elektrolit sebagai suatu senyawa polar juga berkurang kelarutannya (lebih mudah mengendap).

2.    Kemurnian endapan
Endapan murni ialah endapan yang bersih, artinya tidak mengandung molekul-molekl lain (zat-zat lain) yang biasanya disebut pengotor atau kontaminan). Pengotoran (= kontaminasi) oleh zat-zat lain mudah terjadi, karena endapan timbul dari larutan yang berisi macam-macam zat.

Dalam pengendapan AgCl diatas, setidaknya larutan berisi campuran dari ion-ion Na+, Cl-, Ag+, dan NO3 ditambah bahan-bahan yang berasal dari ikan asin yang dianalisa itusetelah AgCl mengendap, larutan masih berisi komponen-komponen tadi kecuali Cl-, dan zat-zat yang mudah terbawa oleh endapan AgCl, misalnya karena diasapi atau teroklusi (terkurung diantara butir-butir endapan yang menggumpal menjadi satu). Endapan yang kotor itu tentu saja lebih berat daripada semestinya, maka banyaknya analat yang dihitung berdasarkan berat endapan yang kotor, juga lebih dari yang sebenarnya kesalahan positif. Jadi harus diusahakan memperoleh endapan semurni mungkin (tidak dapat 100% murni). Usaha-usaha itu dilakukan baik sewaktu membentuk endapan maupun sesudahnya.
Tabel syarat-syarat endapan dan bagaimana cara untuk mendapatkan endapan
Syarat-syarat endapan
Dicapai dengan cara
1.      Terendap sempurna






2.      Murni












3.      Tunggal


4.      Kasar












5.      Sensitive

6.      Spesifik
a.       Memilih endapan dengan larutan sekecil mungkin
b.      Menggeser kesetimbangan : pereaksi berlebih
c.       Mengurangi kelarutan :
1.      Temperature rendah
2.      Kepolaran larutan dikurangi
a.       Sebelum pembuatan endapan : penyingkiran bahan pengganggu
1.secara fisik (misalnya diendapkan )
2. dikompleks
3. diubah secara lain , misalnya oksidasi reduksi
b.    Pada pembuatan endapan : diusahakan endapan kasar
c.    Setelah terjadi endapan
1. digestion
2. menyaring-mencuci
3.pengkristalan ulang
a.          memilih reaksi tunggal
b.         kadang-kadang dengan mengatur lingkungan reaksi
a.       pada pembentukan endapan :
mempersulit endapannya (derajat lewat jenuh rendah )
1.      Larutan dan pereaksi encer
2.      Pereaksi tetes demi tetes
3.      Diaduk terus-menerus
4.      Temperature larutan dan pereaksi, tinggi
5.      Secara kimia :
-          pH
-          homogeneus precipitation
b.      digestion

-          sifat endapan yang bersangkutan : berat molekul besar
-          sifat endapan yang bersangkutan

Contohnya ialah endapan Fe(OH)3. nH2O tadi, sebab kalau dipijarkan (dipanaskan pada suhu tinggi sekali, untuk endapan ini pada suhu 900-1000oC) maka menjadi perubahan berikut :
2Fe(OH)3.nH2O              Fe2O3 + mH2O
Yang tinggal dan yang ditimbang adalah Fe2O3, suatu oksida dengan susunan tertentu dan sangat konstan dari berat Fe2O3 tersebut mudah dihitung banyaknya Fe atau suatu senyawa Fe yang lain dalam analat.

Syarat-syarat lain:
Kalau ketiga sifat endapan tersebut bersumber pada syarat-syarat teoritif, maka masih dapat disebut sifat-sifat lain atau persoalan-persoalan, tapiyang berdasar tuntuan-tuntutan praktis, yaitu untuk mempermudah atau mempercepat penyelesaian analisa secara gravimetri pengendapan ini. Namun ketiga sifat tersebut juga punya arti teoritis. Ketiga persoalan ini ialah bentuk fisik endapan, yaitu diinginkan yang kasar, endapan yang voluminous atau bulky, dan endapan yang “spesifik”. Untuk mempermudah pembicaraan ketiga persoalan ini,sebaiknya kita tinjau proses analisa gravimetri. Proses ini terdiri dari tahap-tahap :
a.       Melarutkan analat
b.      Mengatur keadaan larutan, misalnya ph, tempratur
c.       Membentuk endapan
d.      Menumbuhkan kristal-kristal endapan
e.       Menyaring dan mencuci endapan
f.       Memanaskan atau memijarkan untuk memperoleh endapan kering dan dengan susunan tertentu; juga untuk menghilangkan kertas saring
g.      Mendinginkan lalu menimbang endapan

a.    Endapan yang Kasar
Yaitu endapan yang butir-butirnya tidak kecil, halus, melainkan besar. Hal ini penting untuk kelancaran penyaringan dan pencucian endapan. Endapan yang disaring akan menutupi pori-pori kertas saring ; bila endapan halus, maka butir-butir endapan itu dapat masuk kedalam pori-pori lalu lolos, hilang, atau masuk menyumbat pori-pori. Kedua hal ini tidak baik ; kalau lolos maka endapan tidak kuantitatif lagi karena kurang; bla menyumbat pori, maka cairan sukar melewatinya sehingga cairan tidak lekas habis; dengan kata lain penyarigan menjadi lama atau tidak mungkin lagi.

Bila endapan kasar, maka penyumbatan atau lolos tidak mungkin, penyaringan lancar dan cepat selesai. Disamping itu pencucian endapan lebih mudah dan lebih cepat pula. Untuk memperoleh endapan kasar dilakukan usaha-usaha baik suatu endapan dibentuk maupun sesudahnya, seperti halnya mengusahakan kemurnian endapan. Intinya yang dilakukan ialah :
a.       endapan tidak terjadi terlalu cepat atau terlalu mudah
b.      digestion dan aging
pada umumnya endapan yang kasar juga lebih murni daripada endapan yang halus. Jadi selain punya arti praktis, sifat “pasar” ini juga penting secara teoretis seperti disinggung sebelumnnya.

b.      Endapan yang Bulky
Yaitu endapan dengan volume atau berat besar, tetapi berasal dari analat yang hanya sedikit. Untuk memperjelas hal ini dapat kita llihat analisa Mg. Sudah disebutkan sebelumnya Mg dapat diendapkan sebagai MgNH4PO4, yang kemudian dipijarkan dan ditimbang sebagai Mg2P2O7; kemungkinan lain ialah, mengendapkannya sebagai NaMg (UO2)3(C2H3O2)9.6H2O yang tidak dipijarkan, tetapi setelah kering ditimbang dalam bentuk asli tersebut. Bila dibandingkan bentuk kedua endapan, maka jelas bahwa yang kedua akan lebih besar volumenya dan lebih berat daripada yang pertama, dihitung persatuan berat Mg dalam analat. Dari 1 gram Mg terbentuk hampir 4,4 gram Mg2P2O7 tetapi terjadi 61,6 gram endapan yang kedua. Kalau selama pengendapan, pencucian, pengeringan, dan sebagainya ada endapan tercecer atau tertinggal sehingga tidak ikut ditimbang, maka kesalahan yang timbul relatif lebih besar untuk endapan MgNH4O4.

c.       Endapan Spesifik
Yang dimaksud adalah bahwa pereaksi yang digunakan hanya dapat mengendapkan komponen yang dianalisa dengan demikian. Maka setelah analat dilarutkan, pembentukan endapan tidak perlu didahului pemisahan komponen-komponen yang mungkin akan ikut mengendap bila dipakai pereaksi lain yang tidak spesifik. Dengan begitu, analisa lebih singkat karena berkurang tahap.  Selain itu, kemungkinan terjadi kesalahann juga berkurang, sebab setiap tahap pekerjaan merupakan sumber kesalahan sendiri.

Tidak mudah untuk memperoleh endapan yang memenuhi semua syarat sekaligus, karena sering saling bertentangan.  Misalnya zat yang sukar larut, justru karena itu membentuk endaan yang halus, jadi kurang murni; contoh adalah BaSO4 memberikan ikhtisar tentang macam-macam bahan pengendapan, Ksp, cairan pencuci endapan serta suhu pemanasannya.
 

Headline News

« »
« »
« »
Get this widget