Golongan II A
Logam
alkali tanah terdiri dari 6 unsur yang terdapat di golongan IIA. Yang termasuk
ke dalam golongan II A yaitu : Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calcium (Ca),
Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Di sebut logam karena memiliki
sifat sifat seperti logam. Disebut alkali karena mempunyai sifat alkalin atau
basa jika direaksikan dengan air. Dan istilah tanah karena oksidasinya sukar
larut dalam air, dan banyak ditemukan dalam bebatuan di kerk bumi. Oleh sebab
itu, istilah “alkali tanah” biasa digunakan untuk menggambarkan kelompok unsur
golongan II A.
Asal Mula Unsur-unsur
Golongan IIA
Adapun sejarah ditemukannya unsur Berilium (Be), Magnesium (Mg),
Calcium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra) adalah
sebagai ber
1.
Berilium
Nama berilium itu sendiri berasal
dari nama mineralnya, yaitu beril. Pada saat itu, Wohler tidak dapat melelehkan
berilium, tetapi ia berhasil menggabungkan bubuk kehitaman itu menjadi kepingan
berilium dengan sangat memuaskan.Ditemukan
sebagai oksida oleh Vauquelin dalam beryl dan zamrud di tahun 1798. Logam ini
diisolasi pada tahun 1828 oleh Wohler dan Bussy (mereka tidak berkolaborasi)
dengan reaksi kimia kalium atas berilium klorida. Berilium pernah dinamakan
glucinium (dari Yunai
glykys,
manis), karena rasa manis garamnya. Logam ini berwarna seperti baja,
keabu-abuan.
2.
Magnesium
Pada tahun 1618, ditemukan bahwa air
yang berasal dari suatu danau di Epsom, Inggris memiliki kekuatan menyembuhkan.
Tidak lama setelah penemuan tersebut, Epsom langsung menjadi tempat spa yang
dikunjungi oleh pengunjung yang berasal dari seluruh Eropa yang datang untuk
penyembuhan. Setelah diketahui bahwa zat yang menyembuhkan itu adalah magnesium
sulfat hidrat (MgSO4.7H2O), maka hidrat tersebut dikenal
sebaai garam Epsom. Pada tahun 1808, setelah penemuan kalsium, barium, dan
strontium, Davy mengisolasis sampel logam magnesium. Menurut Davy, nama
magnesium dan mangan sangat mirip (dalam bahasa Inggris, mangan=manganese)
sehingga memungkinkan kekeliruan. Karena itu, ia mengusulkan bahwa nama magnesium
diganti dengan magnium. Black telah
mengenal magnesium sebagai elemen di tahun 1755. Davy berhasil
mengisolasikannya di tahun 1808 dan Busy mempersiapkannya dalam bentuk yang
koheren di tahun 1831.
Walau kapur telah digunakan oleh orang-orang Romawi di
abad kesatu, logam kalsium belum ditemukan sampai tahun 1808. Setelah
mempelajari Berzelius dan Pontin berhasil mempersiapkan campuran air raksa
dengan kalsium (amalgam) dengan cara mengelektrolisis kapur di dalam air raksa,
Davy berhasil mengisolasi unsur ini walau bukan logam kalsium murni.
Elemen ini berhasil diisolasi oleh Davey dengan cara elektrolisis di tahun 1808,
tetapi Adair Crawford di tahun 1790 menemukan mineral baru (strontianite) yang
berbeda dengan mineral-mineral barium lainnya.
Baryta telah dibedakan dari kapur oleh Scheel di tahun
1774. Unsur ini ditemukan oleh Sir Humphrey Davy di tahun 1808.
Barium ditemukan hanya terkombinasi dengan unsur
lainnya, terutama dengan sulfat dan karbonat dan dipersiapkan secara
elektrolisis dengan klorida. Sumber utamanya dari barit (BaSO4)
dan witerit (BaCO3).
Radium ditemukan pada tahun 1898 oleh Marie Curie
dalam pitchblende atau uraninite di Bohemia Utara. Ada sekitar 1
gram radium dalam 7 ton pitchblende. Unsur ini diisolasi oleh Marie
Curie dan Debierne di tahun 1911, dengan cara elektrolisis solusi radium klorida murni,
yang menggunakan katoda air raksa. Cara lainnya adalah dengan destilasi radium klorida murni di atmosfir hidrogen.
Kegunaan Unsur Golongan II A
Adapun
kegunaan-kegunaan dari unsur-unsur golongan IIA adalah sebagai berikut :
1.
Berilium
•
Berilium digunakan
untuk memadukan logam agar lebih kuat, akan tetapi bermasa lebih ringan.
Biasanya paduan ini digunakan pada kemudi pesawat jet.
•
Berilium digunakan pada
kaca dari sinar X.
•
Berilium digunakan
untuk mengontrol reaksi fisi pada reaktor nuklir
•
Campuran berilium dan
tembaga banyak dipakai pada alat listrik, maka Berilium sangat penting
sebagai komponen televisi.
2.
Magnesium
•
Dalam bentuk
pita, menjadi sediaan Grignard. Berguna untuk sintesis organik.
•
Agen aditif
dalam bahan bakar konvensional dan produksi grafit nodular dalam pengecoran
besi.
•
Agen reduktor
dalam produksi uranium dan logam dari garamnya.
•
Sebagai anode
pada sel galvani untuk member perlindungan pada pipa bawah tanah dan pemanas
air.
•
Bercampur dengan
seng untuk menghasilkan lembar seng dalam industry percetakan, pembuatan
baterai kering, dan atap rumah.
•
Campuran
magnesium-aluminium untuk pembuatan kaleng.
3.
Kalsium
•
Sebagai reduktor
dalam ekstraksi logam, seperti uranium, zirkonium, dan torium.
•
Sebagai
deoksidator, desulfurator dan dekarobnator pada berbagai macam campuran besi
dan campuran non-besi.
•
Sebagai campuran
aluminium, berilium, tembaga, tembaga, dan magnesium
•
Pembuatan semen
dalam konstruksi.
•
Pembuatan kecju,
diaman ion kalsium mempengaruhi aktivitas rennin dalam proses koagulasi susu.
4.
Stronsium
•
Sebagai katode
pada televisi, mencegah emisi sinar X dengan cara menyerapnya.
•
89Sr adalah bahan aktif pada Metastron sebagai obat
kanker tulang, bertindak seperti kalsium, meningkatkan proses osteogenesis.
•
Stronsium
karbonat dan garam stronsium lainnya digunakan untuk menghasilkan warna merah
pada kembang api.
•
Stronsium
klorida digunakan sebagai bahan pasta gigi untuk gigi sensitif.
5.
Barium
•
BaSO4 digunakan
untuk memeriksa saluran pencernaan karena mampu menyerap sinar X meskipun
beracun.
•
BaSO4 digunakan
sebagai pewarna pada plastik karena memiliki kerapatan yang tinggi dan warna
terang.
•
Ba(NO3)2 digunakan
untuk memberikan warna hijau pada kembang api.
6.
Radium
Radium digunakan untuk
menghasilkan gas radon, dimana gas radon digunakan untuk pengobatan kanker. Radium juga pernah dipakai sebagai panel nuklir, jam, dan pembuatan
lukisan bercahaya. Namun kini penggunaanya sudah jarang ditemukan, karena
radium memiliki bahaya radioaktif.
Sifat-sifat
Golongan IIA
Logam Be Logam Mg
Logam Ca
Logam Sr
Logam Ba
2. Kecenderungan Sifat Fisik Unsur Unsur Golongan II A
a. Jari-jari atom dan jari-jari ion
Seperti terlihat di atas, semakin ke bawah jari-jari atom meningkat. Perhatikan bahwa berilium memiliki bentuk atom terkecil dibanding atom lain di golongan ini.
b. Energi ionisasi
Energi ionisasi pertama adalah energi yang diperlukan untuk memindahkan elektron yang paling lemah ikatannya, dari 1 mol atom menjadi ion bermuatan. Dengan kata lain, yang diperlukan untuk 1 mol proses ini:
Semakin ke bawah dalam golongan, peningkatan muatan inti atom diimbangi oleh peningkatan jumlah elektron dalam. Jadi, seperti telah dijelaskan sebelumnya, atom terluar tetap mendapat gaya tarik total 2+ dari inti atom.Tetapi, semakin ke bawah jarak antara inti atom dengan elektron terluar meningkat, sehingga elektron semakin mudah dipindahkan, energi ionisasi yang diperlukan menurun.
c. Keelektronegatifan
Kecendrungan keelektronegatifan unsur unsur golongan IIA semakin ke bawah semakin kecil keelektronegatifannya.
d. Titik didih
Untuk
titik leleh magnesium yang rendah, anda mungkin menemukan penjelasan adalah
karena atom magnesium tersusun berbentuk kristal. Dan memang titik didih
magnesium juga rendah. Tetapi pemikiran tentang susunan ini akan tidak relevan
untuk unsur bentuk cairan. Untuk magnesium, pasti ada hal lain yang
mempengaruhi lemahnya ikatan logam magnesium.
Untuk
titik didih, tidak ada pola yang jelas dalam golongan II ini. Jadi, tidak ada
pola yang jelas pula untuk kekuatan ikatan logam.
3. Sifat Kimia Golongan II A
a.
Logaam alkali tanah mudah
membentuk ion positif, karena logam alkali tanah memiliki 2 elektron valensi.
b.
keelektronegatifan logam alkali
tanah besar.
c.
logam alkali tanah merupakan
reduktor (peredukuksi) kuat.
Kelimpahan
Logam alkali tanah memilii sifat yang reaktif sehingga di alam hanya
ditemukan dalam bentuk senyawanya. Berikut keberadaan senyawa yang mengandung
logam alkali :
a.
Berilium
Berilium tidak begitu
banyak terdapat di kerak bumi, bahkan hampir bisa dikatakan tidak ada.
Sedangkan di alam berilium dapat bersenyawa menjadi Mineral beril [Be3Al2(SiO
6)3], dan Krisoberil [Al2BeO4].
b.
Magnesium
Magnesium berperingkat nomor 7 terbanyak yang terdapat di kerak bumi,
dengan 1,9% keberadaannya. Di alam magnesium bisa bersenyawa menjadi Magnesium
Klorida [MgCl2], Senyawa Karbonat [MgCO3], Dolomit
[MgCa(CO3)2], dan Senyawa Epsomit [MgSO4.7H2O]
c.
Kalsium
Kalsium adalah logam alkali yang paling banyak terdapat di kerak bumi.
Bahkan kalsium menjadi nomor 5 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan
3,4% keberadaanya. Di alam kalsium dapat membentuk senyawa karbonat [CaCO3],
Senyawa Fospat [CaPO4], Senyawa Sulfat [CaSO4], Senyawa
Fourida [CaF]
d.
Stronsium
Stronsium
berada di kerak bumi dengan jumlah 0,03%. Di alam strontium dapat membuntuk
senyawa Mineral Selesit [SrSO4], dan Strontianit.
e.
Barium
Barium berada di kerak bumi sebanyak 0,04%. Di alam barium dapat
membentuk senyawa : Mineral Baritin [BaSO4], dan Mineral Witerit
[BaCO3]
f.
Radium
Radium dihasilkan dari peluruhan yang lebih berat.
Waktu paruh Radium yang singkat menyebabkan unsur ini sangat jarang ditemukan.
Keberadaannya di alam pun sangat sedikit, dalam 7 ton batuan uranium hanya
terdapat satu gram Radium. Kelimpahan radium dalam kerak bumi adalah 1x10
-7 ppm, sedangkan kelimpaannya
dalam laut 2x10 -11 ppm.
DAFTAR PUSTAKA
Chang,
Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Jilid
I. Jakarta: Erlangga
Petrucci, R.H..1987. Kimia Dasar
Prinsip dan Terapan Modern jilid II. Erlangga:Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar