Standarisasi
Larutan Standar Sekunder NaOH
Proses penentuan konsentrasi larutan standard
disebut “menstandardkan” atau “membakukan”. Larutan standard adalah larutan
yang diketahui konsentrasinya, yang akan digunakan pada analisis volumetrik.
Ada cara dalam menstandardkan larutan yaitu:
Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu
zat murni dengan berat tertentu, kemudian diencerkan sampai memperoleh volume
tertentu secara tepat. Larutan ini disebut larutan standard primer, sedangkan
zat yang digunakan disebut standard primer.
Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui
dengan cara menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memperoleh volume
tertentu, tetapi dapat distandardkan dengan larutan standard primer, disebut
larutan standard sekunder.
Salah satu contoh larutan standar primer adalah asam oksalat dan larutan standar sekunder adalah NaOH. Disini akan dijelaskan cara standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat.
Alat yang dibutuhkan untuk standarisasi larutan NaOH
adalah labu ukur, buret, statif dan klem, erlenmeyer, gelas beker, pipet tetes
, neraca analitik, kaca arloji, batang pengaduk. Dan bahan yang digunakan
adalah Asam Oksalat, NaOH, Phenolptalein, dan aquades.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menimbang sebanyak
1,26 gram asam oksalat dihidrat (H2C2O4.2H2O)
dengan menggunakan gelas arolji dan neraca analitik. Kemudian memindahkan asam
oksalat dari kaca arloji ke dalam gelas beker 100 mL, lalu menambahkan 25-30 mL
akuades, kemuadian mengaduknya hingga larut. Setelah itu kaca arloji dibilas
dengan sedikit akuades, dan memasukkan air bilasan ke dalam gelas beker yang
berisi larutan asam oksalat tersebut. Selanjutnya larutan asam oksalat
dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL, kemudiam membilas gelas beker dengan
sedikit akuades, dan air bilasan tersebut dimasukkan ke dalam labu ukur.
Kemudian menambahkan akuades ke dalam labu ukur hingga tepat tanda batas dan mengocoknya
hingga homogen. Lalu mencuci buret 50mL yang akan digunakan dengan menggunakan
akuades kemuadian mengeringkannya. Setelah selesai dicuci, membilas buret yang
sudah bersih tersebut dengan sedikit larutan asam oksalat, lalu mengisi buret
dengan asam oksalat.
Setelah itu, menimbang 0,4 gram NaOH dengan kaca
arloji, kemudian memindahkannya dari kaca arloji ke dalam gelas beker 100 mL, lalu
menambahkan 25-30 mL akuades, kemuadian mengaduknya hingga larut. Setelah itu kaca
arloji dibilas dengan sedikit akuades, dan memasukkan air bilasan ke dalam
gelas beker yang berisi larutan NaOH tersebut. Selanjutnya larutan NaOH
dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL, kemudiam membilas gelas beker dengan
sedikit akuades, dan air bilasan tersebut dimasukkan ke dalam labu ukur.
Kemudian menambahkan akuades ke dalam labu ukur hingga tepat tanda batas dan mengocoknya
hingga homogen.
Kemudian memasukkan 10 mL larutan NaOH yang akan
distandarisasi kedalam erlenmeyer kemudian menambahkan 2-3 tetes indikator
fenophtalein. Lalu menitrasi Larutan NaOH dengan larutan asam oksalat dari
buret. Dan jika telah terjadi perubahan warna yang konstan, maka titrasi
dihentikan kemudian mencatat volume asam oksalat yang digunakan untuk titrasi.
Dan selanjutnya, melakukan titrasi
kembali sebanyak dua kali dan menghitung rata-rata volume asam oksalat yang
digunakan dari tiga kali titrasi yang telah dilakukan.
Dari percobaan standarisasi NaOH di atas diperoleh
data hasil pengamatan sebagi berikut:
Titrasi pertama Titrasi kedua
V NaOH
= 10 mL V NaOH
= 10 mL
V Asam oksalat = 5 mL V asam
oksalat = 4,9 mL
Titrasi ketiga
V NaOH
= 10 mL
V asam oksalat = 4,9 mL
Volume asam oksalat rata-rata yang
digunakan: 4,93 mL
Perhitungan:
Konsentrasi Larutan Asam Oksalat
Diketahui : Massa
asam oksalat
= 1,26 gr
Mr asam
oksalat
= 126 gr
Volume larutan asam oksalat = 100 mL = 0,1 L
Molaritas
asam oksalat = (massa asam oksalat/ Mrasamoksalat)
Volume larutan
asam oksalat
= (1,26 g/126
g/mol)
0,1 L
= 0,1 mol/L
Ditanya : Normalitas asam oksalat
= .........?
Jawab :
Normalitas asam oksalat = n. M
= (2 ek / mol) x (0,1 mol/L)
= 0,2 ek/L
Penentuan Konsentrasi NaOH
Diketahui : Volume NaOH saat
titrasi
= 10 mL
Volume rata-rata asam
oksalat saat titrasi = 4,93 mL
Normalitas
asam
oksalat
=
0,2 ek/L
Pada saat
titik ekuivalen
(N.V)asam =
(N.V)basa
(N.V)oksalat
= (N.V)NaOH
0,2 ek /L. Voksalat = NNaOH. 10 mL
NNaOH = 0,2
ek/L. 4,93 mL
10
mL
=
0,98 N
0 komentar:
Posting Komentar