Pages

Sabtu, 16 Mei 2015

Standarisasi Larutan Standar Sekunder NaOH



Standarisasi Larutan Standar Sekunder NaOH

Proses penentuan konsentrasi larutan standard disebut “menstandardkan” atau “membakukan”. Larutan standard adalah larutan yang diketahui konsentrasinya, yang akan digunakan pada analisis volumetrik. Ada cara dalam menstandardkan larutan yaitu:
Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan berat tertentu, kemudian diencerkan sampai memperoleh volume tertentu secara tepat. Larutan ini disebut larutan standard primer, sedangkan zat yang digunakan disebut standard primer.
Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memperoleh volume tertentu, tetapi dapat distandardkan dengan larutan standard primer, disebut larutan standard sekunder.

Salah satu contoh larutan standar primer adalah asam oksalat dan larutan standar sekunder adalah NaOH. Disini akan dijelaskan cara standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat.
Alat yang dibutuhkan untuk standarisasi larutan NaOH adalah labu ukur, buret, statif dan klem, erlenmeyer, gelas beker, pipet tetes , neraca analitik, kaca arloji, batang pengaduk. Dan bahan yang digunakan adalah Asam Oksalat, NaOH, Phenolptalein, dan aquades.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menimbang sebanyak 1,26 gram asam oksalat dihidrat (H2C2O4.2H2O) dengan menggunakan gelas arolji dan neraca analitik. Kemudian memindahkan asam oksalat dari kaca arloji ke dalam gelas beker 100 mL, lalu menambahkan 25-30 mL akuades, kemuadian mengaduknya hingga larut. Setelah itu kaca arloji dibilas dengan sedikit akuades, dan memasukkan air bilasan ke dalam gelas beker yang berisi larutan asam oksalat tersebut. Selanjutnya larutan asam oksalat dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL, kemudiam membilas gelas beker dengan sedikit akuades, dan air bilasan tersebut dimasukkan ke dalam labu ukur. Kemudian menambahkan akuades ke dalam labu ukur hingga tepat tanda batas dan mengocoknya hingga homogen. Lalu mencuci buret 50mL yang akan digunakan dengan menggunakan akuades kemuadian mengeringkannya. Setelah selesai dicuci, membilas buret yang sudah bersih tersebut dengan sedikit larutan asam oksalat, lalu mengisi buret dengan asam oksalat.
Setelah itu, menimbang 0,4 gram NaOH dengan kaca arloji, kemudian memindahkannya dari kaca arloji ke dalam gelas beker 100 mL, lalu menambahkan 25-30 mL akuades, kemuadian mengaduknya hingga larut. Setelah itu kaca arloji dibilas dengan sedikit akuades, dan memasukkan air bilasan ke dalam gelas beker yang berisi larutan NaOH tersebut. Selanjutnya larutan NaOH dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL, kemudiam membilas gelas beker dengan sedikit akuades, dan air bilasan tersebut dimasukkan ke dalam labu ukur. Kemudian menambahkan akuades ke dalam labu ukur hingga tepat tanda batas dan mengocoknya hingga homogen.
Kemudian memasukkan 10 mL larutan NaOH yang akan distandarisasi kedalam erlenmeyer kemudian menambahkan 2-3 tetes indikator fenophtalein. Lalu menitrasi Larutan NaOH dengan larutan asam oksalat dari buret. Dan jika telah terjadi perubahan warna yang konstan, maka titrasi dihentikan kemudian mencatat volume asam oksalat yang digunakan untuk titrasi. Dan selanjutnya, melakukan  titrasi kembali sebanyak dua kali dan menghitung rata-rata volume asam oksalat yang digunakan dari tiga kali titrasi yang telah dilakukan.
Dari percobaan standarisasi NaOH di atas diperoleh data hasil pengamatan sebagi berikut:
Titrasi pertama                                       Titrasi kedua
V NaOH        = 10 mL                            V NaOH        = 10 mL
V Asam oksalat = 5 mL                           V asam oksalat = 4,9 mL

Titrasi ketiga
V NaOH        = 10 mL
V asam oksalat = 4,9 mL

Volume asam oksalat rata-rata yang digunakan: 4,93 mL

Perhitungan:
Konsentrasi Larutan Asam Oksalat
Diketahui  :        Massa asam oksalat                                  =  1,26 gr
                            Mr asam oksalat                                       =  126 gr
                            Volume larutan asam oksalat = 100 mL  =  0,1 L
 Molaritas asam oksalat = (massa asam oksalat/ Mrasamoksalat)
Volume larutan asam oksalat
 =  (1,26 g/126 g/mol)
       0,1 L
 =   0,1 mol/L
 Ditanya   :  Normalitas asam oksalat = .........?    

   Jawab     :
                 Normalitas asam oksalat      =  n. M
                                                              =  (2 ek / mol) x (0,1 mol/L)
                                                              = 0,2 ek/L

Penentuan Konsentrasi NaOH
Diketahui   :  Volume NaOH saat titrasi                          =  10 mL
    Volume rata-rata asam oksalat saat titrasi =   4,93 mL
     Normalitas asam oksalat                            =   0,2 ek/L
     Pada saat titik ekuivalen  
           (N.V)asam     = (N.V)basa
                (N.V)oksalat   = (N.V)NaOH
           0,2 ek /L. Voksalat   = NNaOH. 10 mL
NNaOH    =  0,2 ek/L. 4,93 mL
                         10 mL
            = 0,98 N

0 komentar:

Posting Komentar

 

Headline News

« »
« »
« »
Get this widget