PENGUJIAN SENYAWA ASAM KARBOKSILAT DAN TURUNANNYA
(Makalah
Kimia organik II)
Penulis:
Ekha
Oktharia (1313023022)
P.S :
Pendidikan Kimia (B)
Mata Kuliah :
Kimia Organik II
PENDIDIKAN KIMIA
PENDIDIKAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2014
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Asam karboksilat adalah
asam yang mempunyai peranan sangat penting. Gugus fungsi karboksilat, -COOH,
menjadi cirinya. Di alam ini banyak terdapat senyawa asam. Bila suatu gugus
hidroksil terikat langsung pada suatu atom karbon dari gugus karbonil maka akan
terbentuk suatu gugus fungsi baru yaitu gugus karboksil. Senyawa-senyawa yang
mengandung gugus karbosil merupakan asam, karena dalam air senyawa-senyawa
tersebut sedikit mengalami ionisasi dengan pelepasan proton dan dapat
dinetralisasikan dengan basa. Asam-asam organik pada ummnya lemah dibandingkan
dengan asam-asam mineral dan hanya sedikit berdisosiasi dalam air, tetapi
kesanggupannya membentuk garam-garam yang stabil, bahkan dengan basa lemah
natrium bikarbonat, memberikan sifat-sifat fisika dan kimia yang khas pada
senyawa-senyawa itu.
Dalam kimia organik,
turunan asam karboksilat adalah kelompok senyawa organik yang memiliki gugus
karbonil dan memiliki sebuah atom elektronegatif (oksigen, nitrogen atau
halogen) yang terikat pada atom karbon karbonil. Turunan senyawa karboksilat
berbeda dengan keton dan aldehida yang memiliki gugus karbonil tapi tidak
terikat dengan atom elektronegatif. Keberadaan atom elektronegatif ini
menyebabkan perubahan signifikan pada reaktivitas senyawa ini.
Kelompok-kelompok senyawa yang termasuk turunan asam karboksilat adalah: asam
karboksilat, ester, amida, klorida asam, dan anhidrida asam. Dalam kimia
organik banyak sekali pengidentifikasi macam-macam gugus, salah satunya
identifikasi asam karboksilat dan turunannya. Oleh karena itu, untuk lebih
memahami penjelasan di atas makalah ini di buat.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini
adalah untuk memahami identifikasi asam karboksilat dan turunannya berdasarkan
test hiroxamat.
II.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Asam Karboksilat
Asam karboksilat ialah
segolongan senyawa organik yang dicirikan oleh gugus karboksil yaitu nama yang
berasal dari nama gugus fungsi karbonil dan hidroksil. Rumus umum asam
karboksilat ialah RCOOH. Asam karboksilat tergolong asam karena senyawa ini
mengion dalam larutan, menghasilkan ion karboksilat dan proton.
Dalam asam karboksilat gugus -COOH
terikat pada gugus alkil (-R) atau gugus aril (-Ar). Meskipun yang mengikat
gugus –COOH daspat berupa gugus alifatik atau aromatic, jenuh atau tidak jenuh,
tersubstitusi atau tidak tersubstitusi sifat yang diperlihatkan oleh gugus
–COOH tersebut pada dasarnya sama. Di samping terdapat asam yang mengandung
satu gugus karboksil (asam monokarboksilat), diketahui juga terdapat asam yang
memiliki dua gugus karboksil (asam dikarboksilat) dan tiga buah gugus karboksil
(asam trikarboksilat). Perbedaan banyaknya gugus –COOH ini tidak mengakibatkan
perubahan sifat kimia yang mendasar.
2.2 Struktur
dan Ikatan Dalam Asam Karboksilat
Atom karbon karbonil dalam gugusan karboksil adalah sp2
hibrida. Setiap atom oksigen mempunyai dua pasang elektron sunyi. Atom-atom
oksigen ini bersifat elektonegatif dibandingkan karbonil-karbonil dan hidrogen
hidroksil. Jadi, gugusan karboksil polar.
Karena polaritas dari ikatan O-H dan karena ion karboksilat
(RCO2-) adalah resonansi stabil, asam karboksilat dapat
kehilangan proton menjadi basa kuat atau basa agak kuat.
2.3 Tata Nama Asam Karboksilat
Karena banyak terdapat dialam,
asam-asam karboksilat adalah golongan senyawa yang paling dulu dipelajari oleh
kimiawan organik. Karena tidak mengherankan jika banyak senyawa-senyawa asam
mempunyai nama-nama biasa. Nama-nama ini biasanya diturunkan dari bahasa Latin
yang menunjukkan asalnya. Banyak dari asam ini mula-mula dipisahkan dari lemak
sehingga sering dinamakan sebagai asam-asam lemak. Untuk memperoleh nama IUPAC suatu
asam karboksilat terakhir diperlukan awalan kata asam dan akhiran at. Asam-asam bersubstitusi diberi nama
menurut dua cara. Dalam sisitem IUPAC, nomor rantai dimulai dari asam karbon
pembawa gugus karboksil dan substituen diberi nomor lokasi. Jika nama umum yang
digunakan lokasi substituen dilambangkan dengan huruf latin, dimulai dengan
atom karbon α. Jika gugus karboksilat dihubungkan dengan cincin, akhiran
karboksilat ditambahkan pada nama induk sikloalkana. Asam-asam aromatic juga
diberi tambahan –at pada turunan hidrokarbon aromatiknya.
2.4 Sifat-Sifat
Asam Karboksilat
Wujud dari asam
karboksilat tergantung dari jumlah atom C-nya, untuk senyawa asam karboksilat
yang memiliki atom C kurang dari 10, maka wujud zat tersebut adalah cair pada
suhu kamar. Sedangkan asam karboksilat yang memiliki panjang rantai C 10 atau
lebih berwujud padat.
Asam karboksilat dengan
panjang rantai 1-4 larut sempurna dalam air, sedangkan asam karboksilat dengan
panjang rantai 5-6 sedikit larut dalam air dan asam karboksilat dengan panjang
rantai lebih dari 6 tidak larut dalam air. Asam karboksilat larut dalam pelarut
organik (seperti eter, alkohol dan benzena). Semua asam karboksilat merupakan
asam lemah dengan Ka= + -1×10-5.
Asam karboksilat
memiliki titik didih yang tinggi (lebih tinggi daripada alkohol), karena dapat
membentuk ikatan hidrogen yang kuat.
·
Reaksi dengan Basa Kuat
Reaksi
Asam karboksilat dengan basa kuat akan membentuk garam dan air. Garam
karboksilat hasil reaksi merupakan sabun. Reaksi ini sering disebut juga dengan
reaksi penyabunan.
·
Reaksi substitusi
Reaksi
dengan halida (PX3, PX5 dan SOX2) akan menghasilkan suatu asilhalida. Dan reaksi
dengan alkohol akan menghasilkan suatu ester dan H2O.
·
Reaksi Reduksi menggunakan katalis
CaAlPH4akan menghasilkan alkohol primer.
·
Reaksi dehidrasi (penghilangan molekul
H2O) akan menghasilkan anhidrida asam karboksilat.
2.5 Turunan
Asam Karboksilat
Turunan
asam karboksilat meliputi kelompok-kelompok senyawa: halida asam (RCOX), amida
(RCONH2), ester (RCOOR’), dan anhidrida asam karboksilat (RCOOOCR). Semua
senyawa yang termasuk dalam turunan asam karboksilat jika dihidrolisis
menghasilkan asam karboksilat yang menurunkannya. Persamaan di antara
struktur-struktur turunan asam karboksilat adalah bahwa di dalamnya terdapat
gugus karbonil (-C=O). Gugus inilah yang menyebabkan molekul turunan asam karboksilat
bersifat polar.
Kepolaran
molekul senyawa turunan asam karboksilat mempunyai pengaruh terhadap
sifat-sifat fisikanya. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat fisika
turunan asam karboksilat mendekati aldehida dan keton, yang keduanya juga mempunyai
gugus karbonil. Khusus untuk senyawa amida, harga titik didihnya cukup tinggi
karena adanya ikatan hidrogen antar molekulnya. Semua turunan asam karboksilat
dapat larut dalam pelarut-pelarut organik, tetapi kelarutannya dalam air
ditentukan oleh rantai atom karbonnya.
Sifat-sifat
kimia dari turunan asam karboksilat secara umum adalah: (a) kereaktifannya
dalam reaksi sangat dipengaruhi oleh gugus karbonil, (b) mudah mengalami
substitusi.
Nukleofilik,
dalam arti atom/ gugus yang berikatan dengan gugus asil (R-C=O) digantikan oleh
nukleofil, (c) substitusi nukleofilik pada turunan asam karboksilat lebih cepat
daripada dalam senyawa alifatik jenuh.
Reaksi
pada senyawa-senyawa turunan asam karboksilat mempunyai ragam sesuai dengan
jenis kelompoknya, demikian pula cara pembuatan untuk masing-masing kelompok.
Pada setiap kelompok senyawa turunan asam karboksilat terdapat reaksi-reaksi
khas.
2.6 Identifikasi
Asam Karboksilat dan Turunannya
Identifikasi
senyawaan turunan asam karboksilat dapat dilakukan dengan test hiroxamat.
Sebelumnya kita akan membahas sifat hidrolisis turunan asam karboksilat dengan
air.
Asam anhidrit mudah
terhidrolisis dalam larutan berair membentuk asam karboksilat.
Klorida
asam merupakan senyawa reaktif yang mudah terhidrolisis secara cepat dengan
air. Hasil hidrolisis diperoleh asam karboksilat dan asam klorida.
Senyawa
ester terhadap hidrolisis pada suasana netral. Tetapi pada kondisi asam atau
basa mudah terhidrolisis menjadi asam karboksilat dan alcohol.
Unruk amida tidak
mengalami hidrolisis pada keadaan netral. Hodrolisis dapat terjadi pada suhu
tinggi dan konsentrasi asam pekat. Hasil hidrolisis berupa asam karboksilat dan
amina.
Klorida asam, asam
anhidrid ester, dan amida dapat dideteksi dengan reaksi hidroksilamin. Hasil
reaksi ini berupa asam hidroxamik yang bila direaksikan dengan ferri klorida
membentuk senyawa komplek berwarna merah kebiru-biruan.
Klorida
asam dan asam anhidrid bereaksi dengan hidroksil amin secara cepat dalam
suasana asam sedang ester dalam kondisi asam tidak dapat bereaksi dengan
hidroksil amin. Amida hanya dapat bereaksi dengan hidroksi amin apabila
direfluks menggunakan pelarut titik didih tinggi.
Untuk
dapat membedakan kompleks FeCl3 dari asam hidroxamik dan fenol, maka
sebelum dilakukan test perlu terlebih dahulu dideteksi adanya fenol. Keberadaan
fenol dalam campuran ini dapat mengacaukan warna senyawa kompleks yang
diperoleh apakah dari fenol atau dari asam hidroxamik. Jika terdapat fenol
dalam senyawa ini, maka test ini tidak dapat dilakukan.
2.7 Kegunaan
Senyawa Asam Karboksilat
·
Asam Formiat (asam semut/asam metanoat)
Asam formiat merupakan zat cair yang tidak berwarna, mudah
larut dalam air dan berbau tajam. Dalam jumlah sedikit terdapat dalam keringat,
oleh karena itu keringat baunya asam. Asam ini juga menyebabkan lecet atau
lepuh pada kulit. Sifat khusus yang dimiliki asam formiat yaitu dapat
mereduksi, karena mempunyai gugus aldehid. Kegunaan asam format yaitu untuk
mengumpulkan lateks, penyamakan kulit, dan pada proses pencelupan tekstil.
·
Asam Asetat (asam cuka/asam
etanoat)
Asam
asetat mempunyai banyak kesamaan sifat dengan asam formiat yaitu: berwujud
cair, tidak berwarna, mudah larut dalam air, dan berbau tajam.
Larutan
cuka sebagai makanan yang umum digunakan sehari-hari mempunyai kadar 25% volume
asam asetat, sedangkan asam asetat murni disebut asam asetat glasial digunakan
untuk membuat selulosa asetat dalam industri rayon.
·
Asam Sitrat
Asam
sitrat juga terdapat pada jeruk, biasanya digunakan untuk pengawet buah dalam
kaleng.
·
Asam Stearat
Asam
ini berbentuk padat, berwarna putih. Dalam kehidupan sehari-hari terutama
digunakan untuk pembuatan lilin.
·
Asam karboksilat lainnya
a.
Asam
laktat pada susu
b.
Asam
tartrat pada anggur
c.
Asam
valerat pada mentega
d.
Asam
glutamat pada kecap (garam glutamat dikenal dengan nama MSG atau monosodium
glutamat dipakai untuk penyedap masakan).
III.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas maka
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Turunan
asam karboksilat meliputi kelompok-kelompok senyawa: halida asam (RCOX), amida
(RCONH2), ester (RCOOR’), dan anhidrida asam karboksilat (RCOOOCR).
2. Identifikasi
turunan asam karboksilat dapat dilakukan dengan cara test hidroxamat.
3. Klorida
asam dan asam anhidrid bereaksi dengan hidroksil amin secara cepat dalam
suasana asam sedang ester dalam kondisi asam tidak dapat bereaksi dengan
hidroksil amin.
4. Amida
hanya dapat bereaksi dengan hidroksi amin apabila direfluks menggunakan pelarut
titik didih tinggi.
5. Jika
terdapat fenol dalam senyawa turunan asam karboksilat yang akan ditest
hidroxamat, maka test tersebut tidak dapat dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph J. dan Fessenden, Joan S.
2006. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Parlan. 2003. Kimia Organik I.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Pine, Stanley H. Dkk. 1988. Kimia Organik. Bandung :
ITB.
Rosilawati, Ila dan M. Setyorini.
2014. Penuntun Praktikum Kimia Organik II.
Lampung: Universitas Lampung.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 3.
Bandung: ITB.
Wilbraham, A.C., dan Matta M.S.
1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati.
Bandung: ITB.
0 komentar:
Posting Komentar